Home Ekonomi SMSI Lampung Gelar Diskusi Publik Awal Tahun

SMSI Lampung Gelar Diskusi Publik Awal Tahun

0

Bandarlampung, (titikfocus) — Seluruh Pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dan Ketua Kabupaten menggelar Diskusi Awal Tahun dengan tema Ekonomi Lampung 2022 Dibawa Kemana, bersama Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim, juga turut dihadiri oleh Ketua APINDO, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, BPS Provinsi Lampung, serta BEM Universitas Lampung, terlaksana di Jalan Gatot Subroto, Kota Bandarlampung, dengan mengedepankan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat, Rabu (19/01).

Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim menilai, kedisiplinan warga Indonesia menggunakan masker masih tinggi secara umum.

“Dibanding negara maju yang masih lepas masker, kita bicara data, kita disuruh PPKM, lockdown masih nurut, angka Covid-19 tinggi di negara maju,” katanya.

Wakil Gubernur yang biasa disapa Mba Nunik itu juga menerangkan, bahwa ekonomi Indonesia khususnya Provinsi Lampung sudah membaik pascabanjir COVID-19, terbukti beberapa rumah sakit yang menangani COVID-19 menurun.

“Seperti data pasien di RS Abdoel Moeloek yang terus menurun,” ucapnya.

Mantan Bupati Lampung Timur ini memaparkan, angka kemiskinan Lampung tertinggi keempat di Sumatera.

“Kunci keluar dari angka kemiskinan dengan cara meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat,” imbuhnya.

Kata dia, ada beberapa daerah di Lampung yang menjadi ‘anomali’ yaitu di Kabupaten Lampung Utara, karena angka kemiskinan tinggi, IPM tinggi, namun beda dengan Kabupaten Mesuji IPM tinggi.

“Secara logika IPM tinggi kesejahteraan tinggi, ini misteri antara Mesuji dan Lampung Utara,” ucapnya.

Ia menambahkan, kokohnya ekonomi sektor pertanian utama yang menjadi skala prioritas, pemprov Lampung mentargetkan 500 ribu kartu kartu tani berjaya untuk memberi kemudahan memperoleh pupuk, mampu memperoleh pinjaman petani dan lainnya.

“Ekonomi Lampung penyangga pertanian, Pak Gubernur Lampung komitmen membantu kemajuan pertanian Lampung,” urainya.

Kemudian, Chusnunia Chalim juga mengatakan, anak muda hari ini bisa memiliki banyak peluang usaha dengan kemudahan digital, kata dia, tantangan dan peluang beriringan.

“Konsistensi adalah kuncinya, terlebih era digital yang sangat mudah membaca sebuah peluang di internet,” ungkapnya.

Ketua DPW PKB Lampung ini mencontohkan, seperti seorang YouTuber yang bisa menghasilkan jutaan bahkan ratusan juta rupiah, atau menjual produk di media sosial tanpa toko tanpa modal hanya membantu menjual.

“Harus bisa membaca situasi tanpa harus konvensional, perubahan harus diikuti jika tidak diikuti kita akan tergerus oleh perubahan, harus mengikuti frekuensi, yakin aja kalo mau bergerak semua bisa, kita terlahir untuk menjadi surviver,” paparnya.

Pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Lampung, Andi Desfiandi mengatakan pandemi COVID-19 terdampak pada 90 persen pelaku ekonomi.

Kata dia, kunci keluar dari masalah ini adalah inovasi, sedangkan untuk vaksinasi salah satu kuncinya dari sisi kesehatan.

“Salah satu penyumbang ekonomi Lampung adalah ekspor, bisa dilihat kebanyakan komoditas yang diekspor yang harganya kurang baik karena bahan baku, bagaimana menciptakan nilai tambah, investasi di Lampung meningkat, ini salah satu usaha pemprov Lampung, investasi konstruksi yang disumbang oleh pemprov,” jelasnya.

Ia mengatakan, bicara soal ekonomi bagaimana rasio pengangguran menurun, daya tingkat beli masyarakat tinggi, bagaimana mengupayakan UMKM aktif, bagaimana mengoptimalkan agar lebih baik.

“UMKM meningkat dan menguntungkan. Prediksi APINDO tahun 2022 ekonomi apakah baik? Kita tidak tahu, kita harus mampu menginovasi produk dalam negeri khususnya Lampung yang bisa memiliki nilai tambah, Pelaku ekonomi butuh optimalisasi bukan hanya bertahan saja menghadapi situasi COVID-19,” urainya.

Dirinya mengatakan, berdasar data penyumbang ekonomi adalah ekonomi digital 70 persen, pun diperkirakan meningkat di Tahun 2022, bagaimana masyarakat bisa manfaatkan ekonomi digital terutama pelaku UMKM.

“UMKM dominan paling cocok E-commerce, peluangnya bagaimana memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” kata dia.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan angka kemiskinan di Provinsi Lampung. Hal itu berdasarkan data pada bulan September 2021, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Lampung mencapai 1,01 juta orang (11,67 persen).

“Turun sebesar 76,9 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2021 yang sebesar 1,08 juta orang (12,62 persen),” ungkap Koordinator Fungsi Nerwilis BPS Provinsi Lampung, Nurul Andriana.

Menurutnya, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2021 adalah sebesar 8,50 persen atau turun 0,79 poin dibandingkan Maret 2021 yang sebesar 9,29 persen.

“Sementara persentase penduduk miskin di daerah pedesaan pada September 2021 sebesar 13,18 persen atau mengalami penurunan 1 poin jika dibandingkan Maret 2021 yang sebesar 14,18 persen,” jelasnya.

Selama periode Maret-September 2021, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 18,12 ribu orang (dari 254,60 ribu orang pada Maret 2021 menjadi 236,48 ribu orang pada September 2021).

“Sementara di daerah pedesaan turun sebanyak 58,79 ribu orang (dari 829,33 ribu orang pada Maret 2021 menjadi 770,54 ribu orang pada September 2021),” tukasnya.
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan presentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

“Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin,” pungkas Endang Retno Sri.

Selanjutnya, di masa pandemi COVID-19,
Bank Indonesia (BI) perwakilan Lampung telah banyak melakukan upaya untuk pemulihan ekonomi.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI)Lampung, Yura A. Djalins mengatakan, ada beberapa upaya yang dilakukan BI untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, di antaranya kata dia, dengan mempermudah pelayanan bagi masyarakat, di antaranya dengan BI Fast, merupakan sistem pembayaran ritel nasional yang menggantikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

“BI Fast akan beroperasi tanpa henti, berlangsung seketika atau real time, mudah, aman dan murah. Kehadiran BI Fast juga diharapkan mampu mempercepat digitalisasi ekonomi keuangan nasional,” ujarnya.

Dia menuturkan, BI Fast telah bekerjasama dengan banyak bank, BI Fast juga meringankan biaya transfer antar bank, yang sebelumnya Rp6.500 kini dengan BI Past hanya Rp2.500, kemudian dengan memberikan pajak mobil mewah Rp.0 persen.

“BI juga mengembangkan UMKM, kebanggaan kita Rafin Snack dan lainnya yang bisa didapat di swalayan diproduksi di Kabupaten Pringsewu dan diekspor ke Mesir. Lampung masih ditopang dengan ekspor,” jelas dia.

Dia juga mengatakan, BI juga mendorong kemandirian pesantren, berbagai pesantren diberi bimbingan pertanian seperti greenhouse budidaya melon.

“Kita lihat Indonesia mayoritas Islam, pesantren potensi luar biasa kita dukung agar mandiri dengan usaha dan dibina dengan BI,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua SMSI Lampung, Donny Irawan, menyampaikan kegiatan diskusi awal Tahun 2022, dirancang dengan pembahasan diskusi tentang Ekonomi Lampung 2022 Dibawa Kemana.

“Harapan kita semua dalam diskusi ini, dapat memberikan support kepada pemerintah untuk kemajuan Lampung,” papar Ketua SMSI Lampung saat memberikan sambutan.

Dirinya yakin peran media sangat membantu, jika ekonomi Lampung tetap tumbuh kuat, meskipun saat ini dalam situasi pandemi.

“Peran media sangat membantu pertahanan yang kuat untuk kemajuan ekonomi Lampung,” pungkasnya. (Rls).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here