Lampung, Kota Metro, (titikfocus) – Telah digelar beberapa rangkaian kegiatan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIA Kota Metro guna meningkatkan ketaqwaan dan kembali kejalan yang benar, Senin (22/05).
Kegiatan tersebut agar Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menyadari kesalahannya, menyesali, memperbaiki diri serta tidak lagi mengulangi perbuatannya.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) kelas IIA Kota Metro Muchamad Mulyana mengatakan, Kegiatan tersebut guna meningkatkan kualitas intelektualnya.
“Agar narapidana lebih meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu Wa ta’ala, menyadari kesalahannya, memperbaiki diri serta tidak mengulangi lagi tindak pidana,” ujarnya.
Sementara, untuk meningkatkan giat kemandirian wbp lapas Metro adalah dengan meningkatkan kompetensi narapidana.
“Berupa pemberian keterampilan, agar wbp mempunyai kompetensi meningkatkan kualitas diri sehingga dia dapat aktif dan produktif setelah kembali ke tengah-tengah masyarakat,” tutur kalapas.
Hal yang sama disampaikan, kasi kegiatan kerja lapas Metro Silahuddin, ada sekitar 11 item kegiatan kerja di lapas kelas IIA Kota Metro.
“Laundry, pangkas rambut (barber shop), las listrik, pertukangan kayu, sablon, tenun kain tapis, dan kegiatan lainnya,” katanya.
“Saya berharap kepada warga binaan lapas Metro ketika sudah bebas nanti, dapat menerapkan keterampilannya di tengah-tengah masyarakat,” sambung Silahuddin.
Hal senada juga disampaikan kasi Bimbingan Narapidana/Anak Didik (Kasi Binadik) Lapas Metro Arian Adi Bowo, terdapat dua kegiatan di lapas Metro yakni, giat kemandirian dan kepribadian.
“kepribadian itu menyangkut dalam rangka bela Negara mereka mengikuti upacara, musik, dan juga keagamaan. Selanjutnya giat kemandirian kegiatannya seperti ngelas, pertukangan, barbershop, melukis, dan lain-lain,” terangnya
Menambahkan hal tersebut Kepala sub seksi bimbingan kemasyarakatan dan perawatan Lapas kelas IIA Kota Metro Cahaya Adi Nugraha menuturkan, di tahun anggaran 2023 lapas Metro mendapat jatah 70 peserta rehab.
“Untuk kegiatan rehabilitasi banyak yang dilakukan yang paling utama itu adalah konseling adiksi yang diisi oleh IKAI (ikatan konselor adiksi Indonesia) merekalah yang mengisi terkait rehabnya,” paparnya.
“Kita juga mendatangkan dari motivator yang ditujukan untuk memberikan motivasi terhadap peserta rehab, selanjutnya dari Kemenag penyuluhan agama dan dari Dinas kesehatan untuk penyuluhan kesehatan dan dari pesantren untuk kegiatan keagamaan,” terangnya.
Menanggapi hal tersebut salah seorang anggota IKAI Benny Mangku Negara memaparkan, pertama-tama pihaknya menunjukkan tes urin dari BNN tentang Ketergantungan mereka.
“Tentang kesehatan dari Dinkes, setelah itu barulah kita lakukan konseling dari urin tersebut, yaitu konselor per klien, selanjutnya kita lakukan treatment seperti adanya materi seputar adiksi dari grub,”
Benny menjelaskan, membutuhkan waktu 6 bulan dalam melakukan pembinaan rehabilitasi di lapas Metro.
“Ada perbedaan dari hari nurani WBP terhadap pemulihan dan semangat mereka,” pungkasnya. (red).